
Sungai Penuh [KabarPeristiwa.id] Situasi di Kota Sungai Penuh memanas pasca aksi unjuk rasa gabungan sejumlah LSM dan aktivis yang digelar di Kantor Inspektorat serta Kejaksaan Negeri Sungai Penuh. Aksi ini menuntut penegakan hukum untuk memeriksa Kepala Desa (Kades) Pelayang Raya, Supriadi, yang diduga kuat terlibat dalam penyimpangan Dana Desa.
Kasus ini mencuat setelah Kades Supriadi melaporkan seorang oknum wartawan berinisial Feki atas dugaan pemerasan. Dalam laporan tersebut, Supriadi mengklaim telah menyerahkan uang sebesar Rp3 juta dari total permintaan Rp5 juta. Namun, laporan balik ini justru dibayangi isu yang lebih besar: dugaan penyelewengan Dana Desa oleh Supriadi sendiri.
Ironisnya, pasca aksi unjuk rasa, Ketua LSM Tamperak, Fahrurrozi, justru melontarkan pernyataan kontroversial melalui salah satu media. Ia menyebut bahwa "premanisme berkedok aktivis kini bergentayangan di Kota Sungai Penuh". Ucapan tersebut dinilai merendahkan perjuangan para aktivis dan memicu kemarahan dari berbagai elemen masyarakat sipil.
Menanggapi hal tersebut, Cecep, salah satu aktivis yang ikut dalam aksi, mengecam keras pernyataan Fahrurrozi.
“Pernyataan itu tidak hanya melecehkan kami, tapi juga menunjukkan bahwa ia lebih berpihak pada pelaku yang diduga korup. Kami turun ke jalan bukan karena pesanan atau tekanan, tapi karena panggilan moral untuk menuntut keadilan,” ujar Cecep.
Cecep bahkan menilai Fahrurrozi sebagai sosok yang mulai kehilangan integritas sebagai aktivis.
“Saya melihat Fahrurrozi sudah bukan lagi pejuang rakyat. Dia lebih pantas disebut mafia kasus. Aksinya mendekati keluarga Feki untuk mencari perlindungan demi menyelamatkan Supriadi, itu jelas sikap berpihak pada yang salah,” tegas Cecep.
Lebih lanjut, ia mengingatkan agar pihak-pihak yang mencoba mengaburkan kasus ini berhenti mempermainkan hukum.
“Ini bukan urusan pribadi. Ini soal uang negara, hak masyarakat. Jangan sampai karena ada kepentingan tertentu, keadilan dikorbankan,” tambahnya.
Sementara itu, informasi yang berkembang menyebutkan bahwa Fahrurrozi sempat mendekati keluarga Feki yang kini tengah menjalani proses hukum, dengan tujuan mencari "suaka" dan dukungan moril agar pemeriksaan terhadap Kades Supriadi dapat ditekan. Namun, langkah itu mendapat penolakan keras.
“Kami tidak ada hubungan keluarga dengan siapa pun di Sungai Penuh. Kalau mau minta perlindungan, jangan ke kami. Silakan minta ke 130 orang yang turun demo itu. Soal Feki yang kini dipenjara, cukup sekali ini saja kami dibujuk. Kami tidak akan ikut campur,” tegas salah satu anggota keluarga Feki.
Hingga berita ini ditayangkan, Kejaksaan Negeri dan Inspektorat Kota Sungai Penuh belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan penanganan kasus tersebut.
Ketegangan yang terjadi dinilai berpotensi menimbulkan konflik horizontal di tengah masyarakat. Oleh karena itu, publik mendesak aparat penegak hukum untuk bersikap profesional, terbuka, dan netral dalam menangani kasus ini guna mencegah kerusuhan sosial yang lebih besar.
Tim